Minggu, 01 Januari 2012

Toeri Dasar Rekayasa Pondasi

TEORI DASAR

            Pondasi adalah salah satu bagian dari konstruksi yang ada pada bagian dasar yang berfungsi meneruskan beban dari semua konstruksi yang ada diatasnya ke lapisan tanah tempat terjadinya geser, guling dan keruntuhan.
A.    Klasifikasi Pondasi
Pondasi secara umum diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Pondasi Dangkal :
¨      Pondasi Telapak
¨      Pondasi Dinding Penahan
¨      Pondasi Pelat Golongan
¨      Pondasi Pelat Menerus
2.      Pondasi Menerus :
¨      Pondasi Sumuran
¨      Pondasi Tiang Pancang
B.     Tipe Dinding Penahan Tanah
1.      Dinding Berbobot ( Gravity Wall )
Tipe ini mempunyai berat sendiri yang besar dalam menjamin stabilitas.
2.      Dinding Cantilever Wall
Stabilitasnya sebagian didapat dari tanah yang menekan pondasi.
3.      Dinding Cantilever Berusuk.
Semacam dinding yang diberi perusuk yang mengikat dinding dengan pelat kaki.
C.     Dinding Penahan Tanah Dapat dibedakan atas :
1.      Tembok Penahan dari Batu Kali / Batu Gunung.
2.      Tembok Penahan dari Batu Bata.
3.      Tembok Penahan dari Beton dan Beton Bertulang.
D.    Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah :
1.      Memperkirakan ukuran konstruksi Dinding Penahan Tanah yang      diperlukan.
2.      Menghitung gayagaya yang bekerja pada konstruksi.
3.      Menghilangkan kekuatan struktur Dinding Penahan Tanah terhadap gayagaya yang bekerja.
4.      Peninjauan terhadap penempatan lokasi konstruksi.
E.     Syarat – syarat Kestabilan Tembok Penahan Tanah.
1.      Tidak Terguling
2.      Tidak Bergeser
3.      Tegangan Tanah Dasar Tidak Terlampaui
4.      Tembok Penahan Tanah aman terhadap bidang longsor
5.      Plat Badan dan Kaki Cukup Kuat
F.      Teori Perhitungan Daya Dukung Tanah Untuk Pondasi Dangkal
1.      Teori “ TERZAGHI “
§  Pondasi Menerus atau Memanjang
q ult     =          C.Nc + γt . Df . Nq + ½ . γt . B . Ny
§  Pondasi Persegi Panjang
q ult     =          ( 1 + 0,3 B/L ) . C . Nc + γt . Df . Nq + 0,40 . γt
                                                            . B . Ny
§  Pondasi Lingkaran
q ult     =          1/3 . Nc . C + γt . Df . Nq + 0,60 . γt . B . Ny
                        2. Teori “ HANZEN “
§  Pondasi Menerus
q ult     =          C . Nc . Sc . de . ic + γt . Df . Nq . dq . iq + ½ γt
                        . B . Ny . Sγ . dγ . iγ
§  Pondasi Persegi Panjang atau Bujur Sangkar
q ult     =          ( 1 + 0,3 B/L ) C . Nc . Sc . de . ic + γt . Df . Nq                   . Sq . dq . iq + 0,4 γt . B . Ny . Sγ . iγ
§  Pondasi Lingkaran
q ult     =          1,3 . C . Nc . Sc . de . ic + γt . Df . Nq . dq . iq +
                        0,60 γt . B . Nγ . Sγ . dγ . iγ
                        3. Teori “ MAYEROF “
§  Beban Vertikal
q ult     =          C . Nc . de . ic + γt . Df . Nq . Sq . dq . iq + 0,6
                        γt . B . Ny . Sy . dy . iγ
G.    GayaGaya Yang Bekerja
1.      Tekanan Tanah atau Perhitungan Tekanan Tanah
§  Tekanan Tanah Aktif
§  Tekanan Tanah Pasif
2.      Perhitungan Akibat Gempa
§  Pengaruh Gempa Terhadap Gaya Horisontal
§  Pengaruh Gempa Terhadap Gaya Vertikal
3.      Perhitungan Akibat Pengaruh Air Tanah
§  Akibat Tekanan Air Yang Bekerja Horisontal
§  Akibat Tekanan Air Yang Bekerja Vertikal
H.    Perhitungan Stabilitas Konstruksi
1.      MT / MG ≥ 1,5 – 2
2.      Stabilitas Terhadap Geser
[ ( Σ V ) Tan x + C . B ] / Σ H 1,5 – 2
3.      Stabilitas Terhadap Daya Dukung Tanah
§  σ yt      =          ½ B – ( MT – MG ) / ΣU < 1,6 . B
§  τ yt      =          ½ B – ( MT – MG ) / ΣU = 1/6 . B
Dari hasil Eksentrisasi σ yt ≤ σ izin dipergunakan Rumus :
      σ yt      =          Σ V / LB ( 1 ± ( 6 . L ) / B ) ≤ σ tanah
§  τ yt      =          ½ B – ( MT – MG ) / Σ U > 1/6 . B
Dari hasil Eksentrisasi σ yt > σ izin digunakan Rumus :
      σ maks =          ( Σ V ) / L . X < σ tanah
Untuk nilai X = 3 ( ½ . B – e ) maka Rumus berubah :
      Σ maks =          2 ( Σ V ) / 3 L ( ½ Be ) ≥ σ tanah
            I.  Perhitungan Stabilitas Plat Kaki Dan Badan
                        1. Stabilitas Terhadap Plat Kaki
§  Tegangan Tanah
§  Beban dari Bahan Penahan Tanah
§  Beban dari Tanah diatas Plat Kaki
§  Beban Air diatas Plat Kaki
§  Beban Merata jika ada
2. Maka Gaya Vertikal Pada Plat Kaki Potongan A – A adalah :
§  A         =          a – ( B + c + d )
§  B         =          σ min – ( b + c + d )
Jadi besar gaya vertical adalah :
§  D         =          ½ ( A + B ) . B
4.      Kemungkinan patahnya plat kaki dan badan konstruksi terbuat dari beton bertulang untuk mendukung tegangan yang disebabkan momen lentur agak kemungkinan retakan-retakan atau bahkan patahan pada tepi luar konstruksi tidak terjadi.
5.      Tegangan Geser yang terjadi ( τ yt ) adalah :
τ yt            =          D / ( 7/8 . D . L ) < τ izin
Dimana :
D               =          Tebal Plat Kaki
L                =          Panjang Tembok Penahan ( Strook 1.00 m )
                        6.   Stabilitas Terhadap Plat Beban
                                    Perhitungan Stabilitas Plat Beban Ditinjau Terhadap Potongan
                                    B – B adalah :
                                    n  = Σ G . F / Σ H > τ izin ( 1,5 )
                                    Dimana :
                                    Σ G = Jumlah Gaya Berat Akibat Konstruksi Dan Tanah
                                    Σ H = Jumlah Gaya Horisontal Akibat Tekanan Tanah
                                    F     = Koefisien Geser Bahan Konstruksi.